Terjemah Tafsir Al-Ibriz |
Mengenal Kitab Tafsir Al-Ibriz
Tafsir al-Ibriz ditulis untuk membuka tabir ajaran al-Qur’an yang masih sulit dipahami dengan menggunakan metode makna gandul (makna yang ditulis dibawah kata perkata ayat al-Qur’an dengan menggunakan tulisan arab pegon berbahasa Jawa dan diberi syarah penjelasan di sisi luar kotak). Metode tersebut sebenarnya sudah familiar dikalangan pondok pesantren yang mengaji kitab gundul (kitab kuning). Akan tetapi, bagi masyarakat awam akan kesulitan sekali membaca makna gandul tersebut. Oleh karena itu, tafsir al-Ibriz karya Bisri Mustofa hadir selayaknya buku-buku tafsir dengan tulisan latin sehingga lebih mudah dibaca, hanya saja berbahasa jawa.
Di Suriname, Tafsir Al-Ibriz cukup populer mengingat bahasa warga setempat adalah Bahasa Jawa, bukan Bahasa Indonesia. Artinya, secara geografis, Tafsir Al-Ibriz sudah menyebar ke luar negeri. Bahasanya yang mudah dipahami orang Jawa membuat Tafsir Al-Ibriz memiliki keunikan tersendiri.
Tafsir al-Ibriz disusun berdasarkan tartib mushafi dengan metode analisis (tahlili). Beberapa ayat yang mudah difahami hanya diterjemahkan secara sederhana, meskipun penafsiran dalam tafsir tersebut cenderung membiarkan al-Qur’an berbicara. Maksudnya, Bisri Mustofa menafsirkan ayat dengan ayat itu sendiri bukan dengan penafsiran ayat yang lain. Akan tetapi, ada juga beberapa ayat yang ditafsirkan dengan ayat lain, hadis, dan/atau ijma’ ulama.
Penulisan tafsir menggunakan bahasa Jawa merupakan salah satu upaya Bisri Mustofa dalam membumikan al-Qur’an di tanah Jawa, khususnya bagi kalangan pesantren dan masyarakat suku jawa yang masih belum fasih berbahasa indonesia.
Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsir Al-Ibriz
Latar belakang penulisan kitab, Di dalam Muqaddimah tafsir Al-Ibriz, Bisri Mustofa menulis bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat, petunjuk, dan penerang bagi umat manusia. Al-Qur'an sudah banyak diterjemah oleh para ahli tafsir dalam berbagai bahasa, Belanda, Inggris, Jerman, Indonesia, dan lain-lain. Bahkan ada yang menggunakan bahasa daerah, Jawa, Sunda, dan lain-lain. karya tafsir ini ditampilkan dengan ungkapan yang ringan dan gampang, sehingga umat Islam dari semua bangsa banyak yang bisa memahami makna dan artinnya. Alasan atau motivasi yang lain dari Kyai Bisri dalam pengarangan kitab tafsir ini adalah upaya khidmah Kyai Bisri terhadap kitab suci al-Qur'an. Kondisi sosial keagamaan pada saat itu menunjukkan bahwa umat muslim khususnya di Jawa masih kesulitan dalam memahami arti ayat-ayat al-Qur'an. Maka, dia menuliskan terjemah sekaligus tafsir al-Qur'an dengan menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang dia gunakan pun bahasa Jawa khas pesantren, yaitu Jawa pegon.
Metode Tafsir Al-Ibriz
Kitab Tafsir al-Ibriz li Ma’rifat Al-Qur’an al-‘Aziz secara umum (ijmali) menggunakan metode bi ar-ra’y. Ditulis selama kurun 6 tahun antara 1954 sampai 1960. Memiliki corak penafsiran kombinasi antara qiraat, fiqih, dan tasawuf. Di samping itu, digunakan pula huruf Arab-Pegon dan bahasa Jawa dengan langgam dan genre “Pantura”, bahasa pantai utara pulau Jawa yang bernuansa otentik, blakasutha. Kendati demikian memiliki kekuatan referensial yang dapat dilihat dari latar belakang pendidikan K.H. Bisri Mustofa sendiri dan beberapa referensi kitab tafsirnya seperti Tafsir al-Jalalain, Tafsir al-Baidlawi, Tafsir al-Khazin, dan lain-lain. Secara sistematis, Tafsir al-Ibriz cenderung literal tidak mengadakan perbandingan antar pendapat ulama-ulama tafsir otoritatif. Tafsir al-Ibriz juga menggunakan metode tahlili, karena dilakukan secara referensial mulai dari surah al-Fatihah hingga an-Nas.
Metode Penafsiran : Tahlili, yaitu metode yang berusaha untuk menjelaskan Al-qur'an dari berbagai seginya. Sistematika Penafsiran: Sistematika Mushafi, yaitu berpedoman pada susunan ayat dan surat dalam mushaf, mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas. Bentuk atau model penulisan tafsir: Al-Qur'an ditulis dengan makna gandul, Tarjamah tafsir ditulis dipinggir dengan tanda nomer, nomer ayat terletak di akhir, sedangkan nomer terjemah terletak di awalnya. Keterangan-keterangan lain ditandai dengan kata Tanbih, Faidah dan Muhimmah, dan Qisshah.
7 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMendouwnload spt nya tanpa biaya ya Admin..?
BalasHapusSyukron. Smoga blog ini sll memberi manfaah. Amiin
Gratis, silahkan di Download
HapusMohon ijin dan ridhonya utk mendouwnload. Smoga manfaah.
BalasHapusSilahkan. Aamiin
HapusTidak, Semuanya Gratis.
HapusAamiin Ya Allah Ya Rabbal Aalamiin
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.