Terjemah Maulid AL-Barzanji Logat Bahasa Sunda

Terjemah AL-Barzanji Sunda

Salinan Barzanji atau sadurannya ke dalam bahasa daerah, baik berbentuk tulisantangan (naskah) atau bukan tulisan tangan (cetakan), banyak terdapat di pelosok Nusantara, seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sepengetahuan peneliti, diJawa Barat (wilayah Priangan) sekurang-kurangnya ditemukan 10 buah Naskah Barzanji dalam dua bahasa, yaitu bahasa Sunda dan bahasa Arab, dan 6 buah cetakan dalam 3 bahasa, yaitu bahasa Arab, Indonesia, dan Sunda. Menurut Syarief Hidayat (wawancaratanggal 30 September 1992 di Jatinangor, Sumedang), Naskah Barzanji terdapat di beberapa daerah di Indonesia, antara lain di Museum Negeri Aceh, di Pusat DokumentasiIslam Aceh, di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, di pesantren-pesantren di Madura(antara lain Bangkalan), di pesantren-pesantren di Jawa Barat (antara lain Cirebon,Banten, dan wilayah Priangan)

Kitab Maulid yang satu ini tersebar ke pelosok negeri, mulai dari Arab dan semua negara Islam. Bahkan banyak kita jumpai orang-orang yang menghafalnya. Maulid Barzanji memiliki nama khusus, yaitu ‘Iqdul Jauhar fî Maulidin Nabiyyil Azhar, yang disusun untuk meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad saw. Namun seiring perkembangan zaman, kemudian lebih masyhur dengan sebutan Maulid Barzanji dengan penisbatan kepada penulisnya.

Biografi Singkat Penyusun

Nama lengkapnya Sayyid Zainal ‘Abidin Ja’far bin Hasan bin ‘Abdul Karim al-Husaini asy-Syahzuri al-Barzanji. Beliau kelahiran Madinah al-Munawwarah pada Kamis awal Dzulhijah 1128 H/1716 M. Sayyid Ja’far al-Barzanji wafat pada Selasa setelah shalat Ahsar 4 Sya’ban 1177 H/1763 M, dan dimakamkan bersama dengan kakeknya di Baqi’ mennjadi satu dengan keturunan Rasulullah saw yang lain. (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa I’tinâ’, halaman 12).    

Beliau memiliki nasab yang suci dan luhur, yaitu keturunan Rasulullah saw melalui jalur Sayyid Baqir bin Sayyid Zainal ‘Abidin ibn Sayyidina ‘Ali ra dan Sayyidatina Fatimah az-Zahra binti Rasulillah saw. Menurut Syekh Nawawi Banten, nasab yang dimiliknya akan menjadi penyelamat kelak di akhirat dari siksa neraka dengan segala kesengsaraannya. (Muhammad Nawawi al-Bantani, Madârijus Shu’ûd ilâ  Iktisâ’il Burûd, [Semarang, Thoha Putra], halaman 3).

Sekilas Maulid Barzanji

Pujian-pujian yang ditulis oleh Sayyid Ja’far al-Barzanji murni atas dasar kecintaannya kepada baginda Nabi Muhammad saw sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan umat Islam kepada nabinya. Secara ringkas Maulid Barzanji memiliki paparan sebagai berikut:  

  1. menjelaskan silsilah keturunan Nabi Muhammad saw sampai pada moyangnya yang bernama ‘Adnan;  
  2. menjelaskan masa kecil dan kelebihannya saat itu;  
  3. mengisahkan kisah Nabi Muhammad saw saat ikut berdagang bersama pamannya ke kota Syam ketika berumur 12 tahun;  
  4. pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah ra pada umur 25 tahun; dan  
  5. pengangkatannya menjadi rasul pada usia 40 tahun, dan dakwah Islamnya sampai umur 62 tahun. Kemudian di akhir tulisan menjelaskan kewafatan Rasulullah saw setelah semua tugasnya selesai secara sempurna. 

Maulid Barzanji juga menjelaskan beberapa keistimewaan saat kelahiran Nabi Muhammad saw. Di antaranya, ia lahir dalam keadaan langsung bersujud dan dalam keadaan bercelak. Dalam waktu yang sama berbagai simbol-simbol kemusyrikan dihancurkan oleh Allah, seperti hancurnya kerajaan Kisra yang besar, padamnya api sesembahan orang-orang Majusi yang diyakini tidak bisa dipadamkan oleh siapapun selama ribuan tahun.

Di saat itu pula, semua hewan dan dan makhluk selain manusia merasakan kemuliaan dan keagungannya. Hal ini ditandai dengan berbuahnya semua pohon-pohon yang tidak pernah berbuah dalam rangka menghormat dan menyambut kelahiran makhluk paling baik dan paling mulia.


DOWNLOAD

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.