Tafsir An-Nur 5 Jilid (Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy)

Tafsir Al-Qur'anul Majid

Tafsir an-Nur adalah nama kitab tafsir yang disusun oleh T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, salah seorang ulama yang berasal dari Aceh. Tafsir an-Nur dikenal juga dengan nama Tafsir al-Qur’anul Majid yang ditulis pada tahun 1952-1961.

Tafsir an-Nur yang pertama terbit pada tahun 1956, ini adalah kitab tafsir pertama yang diterbitkan di Indonesia, sehingga merupakan pelopor dari khazanah kitab tafsir di Indonesia.13 Tujuan peneulisan tafsir ini adalah untuk menyebarkan kebudayaan Islam dalam masyarakat Indonesia serta menambah dan mengembangkan kepustakaan Islam.

Mengenal Tafsir an-Nur dan Ide dan masa penulisan Tafsir an-Nur

Tafsir an-Nur merupakan karya tafsir monumental yang hadir di tengahtengah masyarakat Indonesia. Tafsir ini ditulis pada tahun 1952-1961 disela-sela kesibukannya sebagai tenaga pendidik, pemimpin dan keterlibatannya dalam berbagai aktifitas. Lahirnya Tafsir an-Nur didasari oleh semangat yang besar dalam menulis tafsirnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

  1. Usaha dan perhatian untuk mengembangkan kebudayaan Islam khususnya terkait dengan perkembangan perguruan-perguruan tinggi Islam Indonesia. Menurutnya, perkembangan tersebut tentu membutuhkan perkembangan alQur’an, sunnah dan referensi-refensi kitab Islam dalam bahasa persatuan Indonesia.
  2. Perlunya penafsiran al-Qur’an dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penafsiran ini dirasa perlu oleh pengarang dengan menjelaskan maksud dan kandungan al-Qur’an khususnya bagi masyarakat yang minim pengetahuannya akan bahasa Arab sehingga tidak dapat memilih kitab tafsir yang mu‘tabar yang dapat dijadikan pilihan bacaan dan tentunya jalan untuk memahami al-Qur’an sangat terbatas.
  3. Memurnikan tafsir al-Qur’an dari para penulis Barat, karena menurutnya buku-buku tafsir yang ditulis dalam bahasa orang Barat tidak dapat dijamin kebersihan dan kesucian jiwanya. Menurut Hasbi, para penulis Barat lebih cenderung menuliskan tafsir hanya sebagai suatu pengetahuan bukan sebagai suatu akidah yang mereka pertahankan. Maka, tentunya hal ini sangat berbeda jauh dengan tafsir yang ditulis oleh para ulama.
  4. Indonesia menghayati perkembangan tafsir dalam bahasa persatuan Indonesia. Tafsir ini untuk memperbanyak referensi dan khazanah Islam dalam masyarakat Indonesia.

Sumber Rujukan Tafsir an-Nur

Hasbi Ash Shiddieqiy dalam menulis Tafsir an-Nur menggunakan beberapa kitab tafsir sebagai rujukan utama dalam menyusun tafsirnya. Dalam sepatah kata penjelasan, Hasbi dengan gamblang mengungkap tentang rujukan utama dalam menyusun Tafsir an-Nur . Hal tersebut dilakukan Hasbi karena ada kesan atau informasi bahwa Tafsir an-Nur merupakan terjemahan 100% dari sebuah tafsir berbahasa Arab yang ditulis oleh ulama mutaqaddimin atau ulama muta’akhirin, bahkan menurut informasi yang sampai kepada Hasbi bahwa Tafsir an-Nur merupakan terjemahan dari Tafsir al-Maragiy.

Biodata Hasbi Ash Shiddieqy

Hasbi Ash Shiddieqy bernama lengkap Teungku Muhammad Hasbi AshShiddieqy (T.M. Hasbi). Ia lahir pada tanggal 10 Maret 1904 di Lhokseumawe Aceh Utara Indonesia. Ia adalah keturunan Aceh-Arab. Ayahnya bernama al-Hajj Teungku Qadi Chik Maharaja Mangkubumi Husein ibn Muhammad Su‘ud, seorang ulama terkenal yang memiliki sebuah dayah (pesantren) dan seorang Qadi Chik, posisi tersebut ditempati oleh ia setelah wafatnya mertuanya yakni Chik Teungku Abdul Aziz. Ibunya bernama Teungku Amrah, puteri Teungku Abdul Aziz pemangku jabatan Qadi Chik Maharaja Mangkubumi Kesultanan Aceh waktu itu.

Ia juga merupakan keponakan Abdul Jalil yang bergelar Teungku Chik di Awe Geutah, di mana menurut masyarakat Aceh Utara dianggap sebagai wali yang dikeramatkan, kuburannya hingga saat ini masih diziarahi untuk meminta berkah. Pamannya yang lain bernama Teungku Tulot yang menduduki jabatan pertama kali pada masa awal pemerintahan Sri Maharaja Mangkubumi.

Menurut silsilah, T.M. Hasbi merupakan keturunan Abu Bakr al-Siddiq (khalifah pertama), generasi ke-37. Oleh karena itu, sebagai keturunan Abu Bakar alSiddiq, ia kemudian melekatkan gelar ash-Shiddieqy di belakang namanya.

Silsilahnya adalah Muhammad H{asbi ibn Muhammad Husain ibn Muhammad Su‘ud ibn Muhammad Taufiq ibn Fatimi ibn Ahmad ibn Diya’ al-Din ibn Muhammad Ma‘sum Faqir Muhammad ibn Ahmad Alfar ibn Mu‘aiy al-Din ibn Khawajaki ibn Darwis ibn Muhammad Za>hid ibn Marwaj al-Din ibn Ya‘qub ibn ‘Ala’ al-Din ibn Baha’ al-Din ibn Amir Kilal ibn Syammas ibn ‘Abd al-‘Aziz ibn Yazid ibn Ja‘far ibn Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakr al-Siddiq


DOWNLOAD
Tafsir An-Nur 5 Jilid (Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy)

2 Komentar

  1. Terima kasih sudah berbagi ilmu yang bermanfaat, semoga barokah.

    BalasHapus

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.