-->

Tanya Jawab Ilmu Nahwu dari Penjelasan Alfiyah Ibnu Malik

Tanya Jawab Ilmu Nahwu

Tanya Jawab ilmu Nahwu dengan urutan tanya jawab sesuai bab dalam Kitab Alfiah Ibnu Malik dari mulai Bab Kalam hingga Bab Idgham, yang referensi jawabnya di ambil dari kitab kitab Syarah atau Penjelasan Alfiah Ibnu Malik

Mengenal sekilas Tentang Kitab Alfiah Ibnu Malik

Karena terdiri atas 1.002 bait. Kitab ini umum dipelajari di Pondok Pesantren bersama dengan Kitab Al-ajurumiyah dan Imriti. Untuk membaca nadham Alfiah ini, biasanya butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk dapat menyelesaikan 1002 baitnya.

Alfiyah Ibnu Malik merupakan karya linguistik monumental yang membahas perihal kaidah-kaidah ilmu sintaksis (Nahwu) dan morfologi (Sharaf). Kitab tersebut digagas oleh al-‘Allamah Abu ‘Abdillah Muhammad Jamaluddin bin Malik al-Thai. Pakar Gramatika Arab ini dilahirkan di Andalusia (Spanyol). Karya Ibnu Malik yang terdiri dari ribuan bait tersebut diakui kehebatannya, bahkan al-Alamah Syihabuddin Mahmud menyatakan bahwa Alfiyah Ibnu Malik dalam ranah Nahwu dan Sharaf bak laut tak bertepi.

Keunikan kitab Alfiah ini adalah penempatan kata dan contoh dalam nadzom yang tidak sembarangan, melainkan mempunyai maksud dan isyarah tersendiri, semisal kalam hikmah, falsafah dan nasehat hidup. 

Meski disebut “Alfiah” yang berarti seribu, namun pada kenyataannya, jumlah bait dari nadzom Alfiyah itu sendiri adalah 1002 bait. Terkait tambahan 2 bait dalam mukadimah, ada cerita menarik dibalik penambahan 2 bait tersebut. Tentang arti dari sebuah rasa bangga, tentang ta’dzim kepada sang guru, tentang tulusnya sebuah karya, juga tentang adab terhadap guru yang sudah berpulang ke rahmatullah.

Ibnu Malik kehilangan inspirasi, semua hafalan dan memori dalam benaknya sirna ketika sampai pada nazam bait kelima. Satu huruf pun luput diingatannya sehingga merasa sulit untuk melanjutkan seribu bait yang telah dirancang. Tersebab demikian, proses penulisan kitab Alfiyah terjeda dalam beberapa waktu. Hal itu terjadi dikarenakan dirinya dihinggapi rasa ujub dalam menuliskan bait tersebut. Lantaran dianggap kurang sopannya kandungan makna syair dalam karangan Ibnu Malik terhadap guru-gurunya yang telah meninggal. Saat itulah asal mula kesulitan beliau untuk mencetuskan kitab Alfiyah.

Dalam bait tersebut Ibnu Malik hendak menerangkan bahwa kitab karangannya lebih unggul dan komprehensif dari karya ulama sebelumnya, yaitu Yahya bin Abdil Mu’thi bin Abdin Nur al-Zawawi al-Maghribi atau dikenal dengan Ibnu Mu’thi. Imam Ibnu Hamdun mengkisahkan dalam kitab Hasyiyah al-Alamah Ibn Hamdun ‘ala Syarhil al-Makudi li Alfiyati ibn Malik, bahwa Ibnu Malik meneruskan bait tersebut dengan syair Faiqatan laha bi alfi baiti # …… terhentinya inspirasi beliau dalam bait tersebut ketika hendak meneruskan. Dengan itu Imam Malik berupaya berpikir dan mencari kesalahannya. Melakukan pendekatan secara batin hingga menziarahi guru-gurunya.

Hingga ketika Ibnu Malik tertidur, dalam mimpi ia bertemu seseorang tak dikenal dan bertanya. “Aku dengar kamu mengarang Alfiyah dalam ilmu Nahwu?” Tanya orang misterius tersebut. “Betul,” sahut Ibnu Malik. “Sampai di mana?” Tanya kembali. “Faiqatan laha bi alfi baiti,” jawab pengarang Alfiyah. “Apa yang membuatmu berhenti dalam menyelesaikan bait ini?” Tanyanya. “Aku lesu tak berdaya dalam beberapa hari,” jawabnya lagi. “Kau ingin menuntaskannya?” Ungkapnya. “Iya,” pungkas Ibnu Malik.

Kemudian orang misterius itu melanjutkan bait tersebut dengan syair berbeda dan memiliki makna tersirat yang mendalam, Wa al-hayyu qod yaghlibu alfa mayyiti (orang hidup memang terkadang bisa menaklukan seribu orang meninggal). Tidak perlu diragukan bahwa orang hidup meskipun hanya seorang pasti akan mampu mengalahkan berapapun orang yang telah meninggal lantaran mereka tidak memiliki kuasa untuk pembelaan.

Bait yang dilanjutkan tersebut merupakan sindiran kepada Ibnu Malik atas rasa bangga (ujub) yang hinggap dalam dirinya. Lantaran kitab Alfiyah yang dianggap lebih mapan dari pengarang kitab-kitab sebelumnya yang telah wafat. Sindiran keras tersebut membuat Ibnu Malik tertampar sehingga perasaan hatinya tersipu. Segera Ibnu Malik bertanya kepada orang misterius tersebut dengan penuh penasaran. “Apakah kamu Ibnu Mu’thi?” Tanyanya. “Betul,” jawab orang misterius tersebut.

Sindiran mapan yang apik dibungkus dengan syair indah tersebut membuat seorang sastrawan, Ibnu Malik terpukau hingga merasa malu. Keesokan pagi hari, ia membuang potongan bait yang belum rampung itu, kemudian mengganti dengan dua bait yang lebih sempurna dan memiliki nilai sanjungan kepada guru yang telah berhasil mengingatkan dan menyelamatkannya dari sikap ujub. Dari kisah inilah terjawab kenapa Alfiyah Ibnu Malik memiliki syair berjumlah 1002 bait tidak hanya 1000.

Sejatinya, orang terdahulu memiliki keutamaan daripada orang setelahnya. Baik secara tradisi maupun syariat, orang sesudahnya pasti mengambil pelajaran dari orang sebelumnya. Sebagaimana termaktub dalam hadist bahwa, “Orang tua kalian lebih baik daripada anak-anak kalian hingga hari kiamat.” Begitu juga Ibnu Mu’thi telah meninggalkan pelajaran terlebih dahulu yang bisa diambil oleh Ibnu Malik dalam memanifestasikan karya Alfiyah.

Penggalan kisah Ibnu Malik dalam menulis kitab Alfiyah yang pernah disinggahi rasa ujub mengajarkan kita bahwa secerdas apapun seseorang, dalam ranah akademik ataupun lainnya. Tidak akan berarti, jika memiliki sifat takabur, merasa lebih hebat dan komprehensif dalam sebuah ilmu serta mengabaikan figur guru meskipun telah wafat. Sosok pengarang Alfiyah yang kapabel dalam keilmuan, pernah merasakan lupa dalam hafalannya ketika disinggahi rasa ujub. Lalu bagaimana dengan kita sebatas seorang santri atau pelajar al-Azhar yang pernah menghafalnya, kemudian dihinggapi rasa ujub (malas) untuk mengulang-ulangya?


Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Tanya Jawab Ilmu Nahwu dari Penjelasan Alfiyah Ibnu Malik" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada lebih rezeki silahkan untuk berdonasi untuk perkembangan blog ini
Print Friendly and PDF

0 Response to "Tanya Jawab Ilmu Nahwu dari Penjelasan Alfiyah Ibnu Malik"

Posting Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel