Kelompok Wahhabi berakar dari ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab yang mengklaim sebagai penjaga kemurnian tauhid (muwahhidûn). Ia sendiri menyatakan sebagai penerus pemikiran Ibnu Taimiyyah, seorang tokoh Mazhab Hanbali yang sangat dipengaruhi oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Namun, dalam praktiknya, ajaran Wahhabi justru sering menyimpang dari semangat ilmiah yang diwariskan para tokoh tersebut, dengan cenderung bersikap literalis, eksklusif, bahkan agresif dalam menyikapi perbedaan pemahaman keislaman.
Sejarah mencatat bahwa gerakan Wahhabi pernah bekerja sama dengan kekuatan militer Bani Sa'ud, dan dari sinilah kekuatan politik dan agama mereka melebur menjadi kekuasaan yang kokoh di Jazirah Arab. Tuduhan syirik, bid’ah, bahkan kafir kepada kelompok yang berbeda pandangan menjadi ciri khas dakwah mereka. Di beberapa catatan sejarah, gerakan ini bahkan dituding melakukan pembantaian terhadap sesama muslim yang tidak sepemahaman, menandakan adanya penggunaan kekerasan fisik sebagai bagian dari ekspansi ideologis mereka.
Hingga saat ini, paham Wahhabi masih menguasai struktur keagamaan di Kerajaan Arab Saudi dan memiliki kekuatan finansial besar untuk menyebarkan doktrin mereka ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Di sini, mereka membawa serta gaya dakwah yang rigid dan tidak toleran, memaksakan pemahaman agama yang keras dan menolak kearifan lokal yang telah lama tumbuh di masyarakat. Tak jarang, perbedaan-perbedaan cabang (furu’) dalam Islam dijadikan seolah-olah sebagai masalah prinsip (ushul), yang justru memecah belah umat.
Buku ini hadir untuk merespons kecenderungan tersebut dengan pendekatan ilmiah dan dialogis. Penulis menelaah doktrin dan fatwa kaum Wahhabi kontemporer yang dinilai kerap tidak proporsional dan tidak didasarkan pada metodologi ilmiah yang kuat. Pengkafiran, penyesatan, dan pelabelan haram yang sering mereka lontarkan, dalam banyak kasus, lebih disebabkan oleh sempitnya pemahaman terhadap teks agama dan ketidaksiapan menerima perbedaan pandangan dalam Islam yang sebenarnya kaya dan luas.
Alih-alih menghakimi, buku ini ingin mengajak pembaca membuka ruang dialog yang sehat dan ilmiah. Tidak ada niat untuk menyudutkan atau menjatuhkan pihak tertentu, melainkan untuk mengedukasi umat agar lebih bijak dan toleran dalam memahami keragaman pemikiran Islam. Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan perspektif baru dan menjadi sumbangsih dalam menjaga keutuhan umat Islam yang berlandaskan ilmu, akhlak, dan saling menghormati.
Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Membongkar Kejumudan - Menjawab Tuduhan-Tuduhan Salafi Wahhabi" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini
0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.