Kitab al-Dalîl al-Kabîr merupakan salah satu dari empat risalah penting karya al-Qâsim yang membahas secara mendalam tentang keberadaan Tuhan dan proses penciptaan alam semesta. Tiga karya lainnya adalah Kitab al-Dalîl al-Shaghîr, Kitab ar-Radd ‘ala al-Mulhid, dan Kitab at-Tawhîd. Keempat risalah ini membentuk satu kesatuan pemikiran teologis yang menegaskan keesaan Tuhan melalui pendekatan rasional. Dalam al-Dalîl al-Kabîr, al-Qâsim mengembangkan argumen keteraturan (cosmological and teleological arguments) sebagai dasar pembuktian bahwa alam semesta ini tidak mungkin muncul dengan sendirinya tanpa adanya Pencipta Yang Maha Bijaksana.
Al-Qâsim memulai risalahnya dengan mengajak pembaca merenungi realitas alam yang sarat dengan keteraturan, keterpaduan, dan tujuan. Ia menegaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan pasti ada penciptanya. Alam dengan segala keindahan dan keteraturannya bukanlah hasil kebetulan, melainkan ciptaan dari entitas yang memiliki kebijaksanaan, kemahakuasaan, dan kehendak—yaitu Tuhan. Dalam argumennya, ia membagi dua tahap pembuktian: pertama, bahwa alam ini memang diciptakan karena keberadaan tanda-tanda keteraturan; dan kedua, bahwa pencipta dari alam ini hanya mungkin Tuhan, sebab kesempurnaan ciptaan tidak mungkin berasal dari entitas yang lemah atau acak.
Dalam pengamatan al-Qâsim, tidak hanya keberadaan benda-benda langit dan bumi yang menunjukkan tanda penciptaan, tetapi juga fungsi dan keterpeliharaan alam membuktikan adanya perencanaan yang disengaja. Angin yang berhembus menggerakkan kapal di lautan, cahaya matahari dan bulan memandu perjalanan manusia siang dan malam, bahkan cahaya bintang menjadi petunjuk dalam kegelapan malam. Semua itu, menurutnya, bukan sekadar fenomena alam biasa, tetapi memiliki keterkaitan langsung dengan kehendak Tuhan yang mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.
Lebih lanjut, al-Qâsim menyebut bahwa pengkhususan bentuk, ukuran, waktu, dan ruang dari satu unsur di alam ini—yang sejatinya bisa berbeda atau tidak ada sama sekali—menunjukkan adanya kehendak aktif yang memilih dan menentukan. Ketika suatu hal bisa terjadi dalam banyak kemungkinan, dan ternyata hanya satu bentuk yang terwujud, maka itu merupakan bukti adanya entitas yang melakukan takhshîsh (pengkhususan), yaitu Tuhan. Menurutnya, kebutuhan seluruh unsur alam pada pengkhususan ini menjadi bukti bahwa mereka adalah makhluk, dan bahwa Tuhan adalah satu-satunya Zat yang memiliki kuasa untuk memilih dan menentukan segala sesuatu.
Meski al-Qâsim juga mengutip argumen spekulatif dari karya lainnya seperti al-Dalîl al-Shaghîr, ia tidak terlalu menekankan pembuktian filsafati atas gerak dan waktu, namun tetap mengaitkannya sebagai entitas yang diciptakan. Dalam keseluruhan gagasannya, ia menegaskan bahwa tidak ada perbedaan prinsipil antara pelaku pengkhususan (mukhashshish), pelaku tindakan (fâ‘il), pencipta (khâliq), pengada (muhdits), dan yang berniat (qâshid). Semuanya merujuk pada satu hakikat: Tuhan sebagai sebab utama yang sadar, berkuasa, dan bertujuan dalam menciptakan dan mengatur alam ini.
Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Terjemah al-Dalil al-Kabîr Karya Al-Qasim Ibn Ibrahim" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini
0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.