Terjemah Syarh Al-Hikam Ibnu Atha'illah Al-Iskandari Karya Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi

Syarah Al-Hikam

Syarah Kitab Al-Hikam: Terlengkap Yang Pernah Diterbitkan


Kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah Al-Iskandari merupakan salah satu karya legendaris dalam khazanah Islam yang hingga kini tetap mengguncang hati umat. Meski berisi materi tasawuf yang cukup berat, kitab ini justru mampu bertahan lintas generasi dan dipelajari di pesantren-pesantren tradisional sejak lama. Bahkan, kitab berbahasa Arab gundul ini dibaca pula oleh kalangan awam lewat majelis para kiai thariqah. Popularitasnya menjadikan Al-Hikam sebagai bacaan klasik yang tak lekang oleh zaman.

Keistimewaan Al-Hikam tidak hanya terletak pada kedalaman isinya, tetapi juga pada kontroversi yang menyertainya. Sebagai kitab babon kaum sufi, ia sering menjadi perdebatan di tengah umat. Di satu sisi, para ulama tasawuf menjadikannya mutiara hikmah, sementara sebagian kalangan puritan justru mengkritiknya. Namun uniknya, hikmah-hikmah dari kitab ini kerap dikutip tanpa disadari oleh mereka yang mengaku menolak ajaran sufi. Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh kitab ini dalam membentuk wacana keislaman.

Tokoh-tokoh besar di Indonesia pun memberikan apresiasi tinggi terhadap Al-Hikam. KH. A. Mustafa Bisri menyebutnya sebagai “mutiara cemerlang untuk meningkatkan kesadaran spiritual”. KH. Said Aqil Siradj menilainya sebagai kitab yang sangat penting bagi para pencinta jalan ruhani, sementara KH. Hasyim Muzadi menjadikannya sebagai nama pesantren yang beliau dirikan. Bahkan, Habiburrahman El-Shirazy, penulis novel Ketika Cinta Bertasbih, turut memasukkan Al-Hikam dalam alur ceritanya. Hal ini mempertegas betapa luasnya jangkauan pengaruh kitab ini.

Dari sisi penulisan, terdapat catatan menarik bahwa kitab ini sebenarnya tidak ditulis langsung oleh Ibnu Athaillah, melainkan didiktekan kepada muridnya, Taqiyudin Al-Subhi. Cara ini lazim dilakukan ulama terdahulu, seperti Imam Syafi’i yang mendiktekan Al-Umm kepada Ar-Rabi’. Fakta ini justru menambah nilai sejarah Al-Hikam, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai karya monumental yang lahir dari tradisi keilmuan Islam yang kokoh.

Secara substansi, Al-Hikam memuat refleksi mendalam mengenai hubungan manusia dengan Allah SWT. Setiap hikmah di dalamnya seakan menjadi panduan etik dan spiritual bagi para pencari kebenaran. Dengan bahasa yang indah sekaligus lugas, kitab ini mampu membimbing umat Islam untuk menata hati, memperbaiki akhlak, dan menapaki jalan menuju kesempurnaan ruhani. Tak heran bila kitab ini tetap relevan hingga kini, menjadi cahaya bagi siapa saja yang ingin mendalami tasawuf dan menggapai kebeningan jiwa.

Riwayat Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi


Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi, yang bernama lengkap Abdullah bin Hijazi bin Ibrahim Asy-Syarqawi, adalah salah seorang ulama besar Al-Azhar yang lahir pada tahun 1150 H di Desa Ath-Thawilah, pesisir Bilbis, dekat Desa Al-Qarain, Provinsi Asy-Syarqiyah. Sejak kecil beliau tumbuh dalam lingkungan religius dan telah menghafal Al-Qur’an pada usia dini. Setelah itu, beliau menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar, menimba ilmu dari para ulama terkemuka masanya.

Di antara guru-guru beliau adalah Asy-Syihab Al-Malawi, Asy-Syihab Al-Jauhari, Al-‘Allamah Syeikh Ali Ash-Sha‘idi, Syeikh Imam Al-Hafni, serta Syeikh Imam Ad-Damanhuri. Dari merekalah beliau memperoleh dasar-dasar ilmu syariat dan spiritualitas. Kecintaannya pada dunia tasawuf mengantarkan beliau berguru langsung kepada Imam Syeikh Al-Hafni, hingga kemudian memperdalam ajaran tarekat Al-Khalwatiyah.

Perjalanan spiritual beliau semakin matang setelah menjalin hubungan erat dengan seorang tokoh sufi besar, Al-‘Arif billah Syeikh Mahmud Al-Kurdi. Dari beliau, Syeikh Asy-Syarqawi mendapat gemblengan ruhani hingga menjadi seorang sufi terkemuka. Berbagai kondisi kehidupan, dari kemiskinan hingga kemuliaan, beliau lalui dengan penuh kesabaran. Semua itu membentuk kepribadian yang luhur, santun, dan bijaksana dalam menghadapi setiap keadaan.

Selain sebagai sufi, Syeikh Asy-Syarqawi juga dikenal sebagai mufti madzhab Syafi‘i dan seorang pengajar yang produktif. Beliau menulis sejumlah karya penting dalam bidang fikih, hadis, dan akidah, di antaranya Syarh Hikam Ibn Athaillah, Risalah fi La Ilaha Illallah, dan Mukhtashar Asy-Syamail. Kelembutan akhlaknya membuat beliau dihormati bukan hanya oleh kalangan ulama, tetapi juga oleh pejabat dan masyarakat luas.

Pada masa invasi militer Prancis ke Mesir, beliau tampil sebagai salah satu pemimpin perlawanan rakyat. Orasi-orasinya mampu membangkitkan semangat rakyat Mesir melawan penjajahan, hingga para sejarawan Eropa mencatatnya sebagai tokoh penting dalam sejarah. Beliau wafat pada bulan Syawal tahun 1227 H, meninggalkan warisan keilmuan dan keteladanan yang tetap dikenang sepanjang masa.


DOWNLOAD

Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Terjemah Syarh Al-Hikam Ibnu Atha'illah Al-Iskandari Karya Syeikh Abdullah Asy-Syarqawi" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.