Tafsir Al-Quran di Medsos Karya (Gus Nadir) Nadirsyah Hosen


Tafsir Al-Qur’an di Medsos: Membaca Kalam Ilahi di Era Digital


Karya Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D.

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi dengan ilmu agama, termasuk dalam mempelajari tafsir Al-Qur’an. Jika dulu umat Islam harus berangkat ke majelis taklim atau pesantren untuk mendengarkan para kiai dan ulama menafsirkan ayat-ayat suci, kini dakwah hadir di genggaman tangan. Melalui gawai, kita bisa mendengarkan ceramah, membaca tafsir, bahkan berdiskusi tentang agama kapan saja dan di mana saja—di tengah kemacetan, di ruang tunggu, atau bahkan menjelang tidur. Fenomena ini tentu membawa kemudahan luar biasa dalam menyebarkan ilmu dan nilai-nilai Islam di era modern.

Namun, kemudahan ini juga melahirkan tantangan baru: banjir informasi agama yang tidak semuanya benar. Banyak tafsir atau penjelasan Al-Qur’an yang beredar di media sosial tanpa landasan keilmuan yang kuat. Sebagian besar hanya bersandar pada terjemahan literal tanpa memahami konteks asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) atau kaidah ilmu tafsir. Dalam kondisi ini, Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, atau yang akrab dikenal dengan Gus Nadir, hadir dengan karyanya Tafsir Al-Qur’an di Medsos untuk mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam memahami kalam Allah. Beliau menegaskan bahwa tafsir Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan dari ilmu, sanad, dan tradisi ulama yang telah diwariskan turun-temurun dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah.

Buku ini tidak hanya mengkritisi maraknya tafsir bebas di dunia maya, tetapi juga memberikan panduan ilmiah bagi pembaca agar mampu memilah antara tafsir yang shahih dan penafsiran yang keliru. Dengan gaya penulisan yang ringan, Gus Nadir mengajak pembaca untuk memahami dasar-dasar ilmu tafsir dan mengenali tokoh-tokoh mufassir klasik hingga modern. Ia menegaskan bahwa memahami Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan terjemahan, melainkan harus disertai pemahaman mendalam terhadap bahasa Arab, konteks sejarah, dan metode para ulama dalam menjelaskan ayat-ayatnya.

Di dalam buku ini, Gus Nadir juga menyentuh aspek penting tentang etika dalam berdakwah di media sosial. Ia menekankan bahwa berdakwah bukan sekadar menyebarkan kutipan atau potongan ayat, tetapi menuntut tanggung jawab ilmiah dan moral agar pesan yang disampaikan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dakwah digital harus menjadi sarana untuk menebar rahmat dan pencerahan, bukan perpecahan atau ujaran kebencian. Melalui pendekatan yang lembut dan rasional, beliau mengajak umat Islam untuk kembali kepada semangat keilmuan para ulama, yaitu berdakwah dengan hikmah dan hujjah yang benar.

Secara keseluruhan, Tafsir Al-Qur’an di Medsos adalah buku yang sangat relevan bagi generasi Muslim di era digital. Ia mengajarkan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga kemurnian ajaran Islam. Buku ini menjadi pengingat bahwa memahami wahyu tidak bisa instan, tetapi memerlukan bimbingan ilmu, adab, dan niat yang tulus untuk mencari ridha Allah. Dengan membacanya, kita diajak untuk menata kembali cara kita berinteraksi dengan Al-Qur’an di dunia maya: bukan sekadar membaca, tetapi juga memahami, menghayati, dan mengamalkan maknanya dengan penuh kesadaran dan kasih sayang sebagaimana diajarkan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah.


DOWNLOAD

Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Tafsir Al-Quran di Medsos Karya (Gus Nadir) Nadirsyah Hosen" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.