Setiap manusia pasti pernah bertanya-tanya dalam hati, “Kenapa aku diuji? Mengapa hidup terasa berat? Mengapa impian tak kunjung tercapai?” Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul di tengah tekanan hidup dan kesulitan yang seolah tiada akhir. Sebagian orang bahkan merintih, “Apa dosaku hingga Allah memberikan cobaan seberat ini?” Namun, dalam kenyataannya, ujian dan cobaan bukanlah tanda bahwa Allah menjauh, melainkan bukti bahwa Dia sedang memperhatikan kita. Melalui ujian, Allah mengajarkan ketabahan, melatih kesabaran, dan menyiapkan hamba-Nya untuk menerima anugerah yang lebih besar. Al-Qur’an sendiri telah menegaskan bahwa setiap orang beriman pasti akan diuji (QS Al-Ankabut [29]: 1–3). Tidak ada tempat di dunia yang dapat melindungi manusia dari ujian hidup, karena di balik setiap kesulitan, ada pelajaran dan rahmat yang tersembunyi.
Buku “Ya Allah Kenapa Aku Diuji” hadir sebagai panduan spiritual bagi siapa saja yang ingin memahami makna ujian hidup dengan hati yang lapang. Dengan bahasa yang menyentuh dan reflektif, buku ini menjelaskan bahwa cobaan bukan untuk melemahkan, melainkan untuk menguatkan jiwa dan menumbuhkan kedewasaan spiritual. Penulis (Ibnu Qayyim Al-Jaujiyyah) mengajak pembaca untuk menelusuri hikmah di balik setiap peristiwa, bahkan yang paling menyakitkan sekalipun, karena justru di situlah letak “momen emas” pembelajaran. Seperti para nabi dan orang-orang saleh yang mampu menghadapi penderitaan dengan keteguhan iman, kita pun dapat melatih diri agar lulus dalam setiap ujian kehidupan dengan cara menata hati, memperkuat doa, dan memperbanyak syukur.
Menariknya, bagian kedua buku ini menyajikan “Kamus Bahagia”, yaitu tiga puluh rahasia hidup nyaman, tenteram, dan damai yang dirangkum oleh Dr. ‘Aidh al-Qarni—penulis terkenal buku La Tahzan. Dengan gaya bahasa yang ringan dan penuh makna, Dr. Al-Qarni merangkum pengalaman spiritual dan hikmah dari puluhan karya tentang kebahagiaan. Buku ini bagaikan ranting kemangi yang harum: ringan dibawa, menenangkan hati, dan selalu menyegarkan kapan pun dibaca. Ia bisa ditempatkan di meja kerja, dibawa saat bepergian, atau dibaca menjelang tidur sebagai penyejuk jiwa. Setiap halamannya menyuguhkan pesan yang membimbing pembaca untuk tetap optimis, bersyukur, dan yakin bahwa pertolongan Allah selalu datang pada waktu yang tepat bagi hamba yang bersabar dan berprasangka baik kepada-Nya.
Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Terjemah Hikmah Al-Ibtila Karya Ibnu Qayyim Al-Jaujiyyah" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini



0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.