Kitab Al-Fathu Al-Rabbani yang bersumber dari ceramah-ceramah sufistik Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani merupakan karya yang sangat penting bagi siapa pun yang memiliki kesiapan dan kesungguhan untuk menempuh perjalanan rohani menuju Allah Ta’ala. Nilai penting kitab ini bukan semata karena keluasan ilmu dan kedalaman dalil-dalil yang dikuasai oleh beliau, tetapi lebih dari itu—karena Syaikh al-Jailani sendiri telah menapaki, menghayati, dan berhasil menembus perjalanan spiritual yang sangat sakral hingga mencapai derajat wushul (sampai) kepada hadirat-Nya. Membaca kitab ini seolah duduk di hadapan sang pendiri Thariqah Qadiriyyah, menimba cahaya dan mendapatkan percikan barakah yang dianugerahkan Allah kepadanya.
Oleh sebab itu, menelaah kitab ini seharusnya tidak hanya diniatkan untuk menambah wawasan keilmuan tentang tasawuf semata, tetapi lebih jauh dipahami sebagai upaya menyelami getaran rohani yang pernah ditempuh oleh beliau. Sikap hati yang penuh ketulusan dan kesiapan spiritual menjadi syarat penting agar seseorang mampu merasakan kedalaman pesan-pesan yang tercantum di dalamnya. Kitab ini seperti pintu yang mengajak pembacanya untuk mengalami, bukan sekadar mengetahui.
Kitab Al-Fathu Al-Rabbani dibuka dengan tema yang sangat urgen dalam kehidupan keagamaan, yaitu menjauhi dusta dalam seluruh bentuknya. Tidak hanya dusta yang berkaitan dengan lisan, tetapi juga dusta yang berkaitan dengan perilaku dan sikap batin. Seseorang mungkin mengucapkan takbir dalam shalat dengan mengakui kemahabesaran Allah, tetapi pada saat yang sama masih merasa inferior, takut, atau minder di hadapan manusia yang dianggap lebih berpengaruh. Pada titik itulah masih terdapat dusta dalam takbirnya, sebab hatinya belum sepenuhnya menyerah kepada Allah. Demikian pula seseorang yang bersyahadat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tetapi diam-diam masih menggantungkan harap atau takut kepada makhluk—maka ada dusta batin yang mengeruhkan keimanannya.
Dusta seperti itu, dalam konteks spiritual, dapat menjadikan seseorang kelimpungan dan tidak memiliki sandaran yang kokoh dalam menjalani hidup. Tanpa kebergantungan yang murni kepada Allah, manusia hanyalah makhluk yang rapuh dan mudah digoyahkan oleh keadaan. Oleh sebab itu, Syaikh al-Jailani menekankan pentingnya membakar habis seluruh bentuk dusta—baik pada pikiran, ucapan, maupun tindakan—agar seseorang dapat memperbaiki hubungannya dengan Allah Ta’ala secara total dan jujur.
Setelah kejujuran batin terbentuk, seorang salik dituntut untuk mengambil sikap keberpihakan yang sepenuh hati kepada Allah Ta'ala—yang merupakan asal-usul dan tujuan akhir seluruh makhluk. Berpihak kepada hawa nafsu sama saja dengan berpihak pada kehancuran. Sebaliknya, berpihak kepada Allah adalah sumber keberuntungan, kasih sayang, serta ketenteraman yang tidak terhingga. Keberpihakan ini bukan sekadar slogan, melainkan harus dibuktikan dengan ketulusan dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, bahkan ketika beberapa hal tampak tidak dapat dipahami oleh akal. Pada awalnya mungkin berat, tetapi dengan pertolongan Allah, semua ketentuan agama itu akan terasa lezat dan menenteramkan.
Pada puncak perjalanan itu, seorang hamba akan merasakan bahwa gumpalan egoisme yang destruktif telah luruh, hancur oleh cahaya sifat-sifat Allah yang mempesona. Di kedalaman jiwanya tumbuh bunga-bunga rohani yang indah—pantulan dari taman spiritual para nabi dan wali. Keindahan itu begitu halus dan agung hingga tidak dapat sepenuhnya diwakilkan oleh bahasa manusia. Inilah kedudukan rohani tertinggi yang menjadi tujuan perjalanan para pencari Tuhan.
Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk menapaki jalan yang telah ditempuh oleh para kekasih-Nya. Amin. Wallahu a’lam bish-shawab.
Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Terjemah Al-Fathu Al-Rabbani Karya Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini



0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.