Hukum Tai Cicak

Apakah thai cicak itu najis ma’fu atau gairu ma’fu.?

Walaupun masih belum sempurna sekali pembahasannya,tetapi mudah-mudahan ini bisa membuka wawasan kalian agar bisa lebih menambah Ilmu, dan juga menambah Ilmu kalian disini. Mari kita saling berbagi dalam bahtsul masa’il ini, aku juga mohon tambahan ilmu dari kalian.

Pembahasan pertama I
Raudhah jilid 1 halaman 16

فصل
ﻓﻲ اﻟﻤﻨﻔﺼﻞ ﻋﻦ ﺑﺎﻃﻦ اﻟﺤﻴﻮاﻥ
ﻫﻮ ﻗﺴﻤﺎﻥ: ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ: ﻟﻴﺲ ﻟﻪ اﺟﺘﻤﺎﻉ، ﻭاﺳﺘﺤﺎﻟﺔ ﻓﻲ اﻟﺒﺎﻃﻦ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺮﺷﺢ ﺭﺷﺤﺎ. ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ ﻭﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻲ اﻟﺒﺎﻃﻦ ﺛﻢ ﻳﺨﺮﺝ. ﻓﺎﻷﻭﻝ، ﻛﺎﻟﻠﻌﺎﺏ، ﻭاﻟﺪﻣﻊ، ﻭاﻟﻌﺮﻕ، ﻭاﻟﻤﺨﺎﻁ، ﻓﻠﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﺤﻴﻮاﻥ اﻟﻤﺘﺮﺷﺢ ﻣﻨﻪ، ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻧﺠﺴﺎ ﻓﻨﺠﺲ، ﻭﺇﻻ، ﻓﻄﺎﻫﺮ. ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻛﺎﻟﺪﻡ، ﻭاﻟﺒﻮﻝ، ﻭاﻟﻌﺬﺭﺓ، ﻭاﻟﺮﻭﺙ، ﻭاﻟﻘﻲء. ﻭﻫﺬﻩ ﻛﻠﻬﺎ ﻧﺠﺴﺔ ﻣﻦ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﺤﻴﻮاﻥ، ﺃﻱ: ﻣﺄﻛﻮﻝ اﻟﻠﺤﻢ ﻭﻏﻴﺮﻩ.

Fahaman yang ku tangkap dari ibarat raudhah ini adalah semua kotoran hewan, sama ada kotoran hewan yang bisa di makan atau tidak bisa di makan, itu semuanya najis.

Tujuan pembahasan kita dsini adalah tahi cicak, maka dengan memaham ibarat diatas, tahi cicak sudah pasti di hukumkan najis

ﻭﻟﻨﺎ ﻭﺟﻪ: ﺃﻥ ﺑﻮﻝ ﻣﺎ ﻳﺆﻛﻞ ﻟﺤﻢﻫ ﻭﺭﻭﺛﻪ ﻃﺎﻫﺮاﻥ. ﻭﻫﻮ
(ﺃﺣﺪ)
ﻗﻮﻟﻲ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ اﻹﺻﻄﺨﺮﻱ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ، ﻭاﺧﺘﺎﺭﻩ اﻟﺮﻭﻳﺎﻧﻲ ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺃﺣﻤﺪ
ﻭاﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻣﻦ اﻟﻤﺬﻫﺐ اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ. ﻭﻫﻞ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻨﺠﺎﺳﺔ ﻫﺬﻩ اﻟﻔﻀﻼﺕ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -؟ ﻭﺟﻬﺎﻥ. ﻗﺎﻝ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ: ﻧﻌﻢ

Fahaman yang ku tangkap dari ibarat ini: mazhab ashab syafi'i thobaqat yang ke 2, imam abu sa'id isthokhri dan qadhi mazhab syaf'i imam ruyani, imam malik dan imam ahmad, mengatakan bahwa tahi dan kencing dari hewan yang bisa di makan dagingnya, itu tdk najis.

Adapun yang sudah di ketahui dari mazhab syafi'i tetap menghukumkan najis, seperti tahi ayam, itik, kambing, sapi dst,

Dan jumhur ulama berpendapat bahwa kenajisan kotoran hewan yang bisa di makan itu memang dari Rasulullah langsung.

ﻭﻓﻲ ﺑﻮﻝ اﻟﺴﻤﻚ، ﻭاﻟﺠﺮاﺩ، ﻭﺩﻣﻬﻤﺎ ﻭﺭﻭﺛﻬﻤﺎ، ﻭﺭﻭﺙ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻧﻔﺲ ﺳﺎﺋﻠﺔ، ﻭاﻟﺪﻡ اﻟﻤﺘﺤﻠﺐ ﻣﻦ اﻟﻜﺒﺪ، ﻭاﻟﻄﺤﺎﻝ، ﻭﺟﻬﺎﻥ. اﻷﺻﺢ: اﻟﻨﺠﺎﺳﺔ

Dan pada tahi, kencing dan darah ikan dan belalang, dan tahi dari binatang yang tidak punya darah yang mengalir, itu ada 2 pendapat,

Dan qaul paling ashoh mengatakan itu najis
Muqabil ashah, yaitu qaul shohih, mengatakan itu adalah tidak najis

Hubunganya ke cicak adalah, apakah cicak ini dari jenis binatang yang darah-nya mengalir atau tidak,

Mari kita menuju ke pembahasan kedua (II)
Majmu jilid 1 halaman 129

ﻭﺃﻣﺎ الوﺯﻍ ﻓﻘﻄﻊ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻧﻔﺲ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﻠﺔ: ﻣﻤﻦ ﺻﺮﺡ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﻣﺪ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻴﻘﻪ ﻭاﻟﺒﻨﺪﻧﻴﺠﻲ ﻭاﻟﻘﺎﺿﻰ ﺣﺴﻴﻦ ﻭﺻﺎﺣﺐ اﻟﺸﺎﻣﻞ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻭﻧﻘﻞ اﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﻴﻦ ﻛﺎﻟﺤﻴﺔ ﻭﻗﻄﻊ اﻟﺸﻴﺦ ﻧﺼﺮ اﻟﻤﻘﺪﺳﻲ ﺑﺄﻥ ﻟﻪ ﻧﻔﺴﺎ ﺳﺎﺋﻠﺔ ﻗﺎﻝ ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮﻩ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﻮﺭ ﻭﺃﻧﻪ ﻗﺘﻞ ﻓﻮﺟﺪ ﻓﻲ ﺭﺃﺳﻪ ﺩﻡ: ﻭﻛﺬا ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﻮﺭ ﻷﺑﻲ ﻋﺒﻴﺪ ﺃﻥ اﻝﻭﺯﻍ ﻭاﻟﺤﻴﺔ ﻟﻬﻤﺎ ﻧﻔﺲ ﺳﺎﺋﻠﺔ ﻭﺩﻡ ﻓﻲ ﺭﺅﺳﻬﻤﺎ

Dalam kitab majmu ini dikatakan bahwa jumhur ulama mengatakan cicak itu dari jenis binatang yang tidak mengalir darahnya,

Walaupun masih ada perdebatan dari beberapa ulama bahwa cicak itu binatang yang mengalir darahnya, letak darahnya dikepalanya.

Jika mengikut qaul jumhur, bahwa cicak itu dari jenis binatang yang tidak mengalir darahnya, maka di hukumkan lah sesuai yang di kitab Raudhah di atas bahwa tahi dan kencing cicak adalah tidak najis atas qaul muqabil ashah,

Kan di atas qaul ashohnya tetap dikatakan najis walaupun dari ikan, belalang dan binatang yang darahnya itdak mengalir.

Tuhfah halaman 81 jilid 1

ﻛﺬﺑﺎﺏ ﻭﺑﻌﻮﺽ ﻭﻗﻤﻞ ﻭﺑﺮاﻏﻴﺚ ﻭﺧﻨﺎﻓﺲ ﻭﺑﻖ ﻭﻋﻘﺮﺏ ﻭﻭﺯﻍ ﻭﺑﻨﺎﺕ ﻭﺭﺩاﻥ ﻭﺯﻧﺒﻮﺭ ﻭﺳﺎﻡ ﺃﺑﺮﺹ ﻻ ﺣﻴﺔ ﻭﺳﻠﺤﻔﺎﺓ ﻭﺿﻔﺪﻉ ﻭﻟﻮ ﺷﻚ ﻓﻲ ﺷﻲء ﺃﻳﺴﻴﻞ ﺩﻣﻪ ﺃﻭ ﻻ ﻟﻢ ﻳﺠﺮﺡ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻈﻬﺮ ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻠﻐﺰاﻟﻲ ﻛﻤﺎ ﺑﻴﻨﺘﻪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ اﻹﺭﺷﺎﺩ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺑﻞ ﻟﻪ ﺣﻜﻢ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺴﻴﻞ ﺩﻣﻪ

Dalam Tuhfah pun Ibnu Hajar mengatakan cicak di kategorikan binatang tidak mengalir darahnya,
Dari pembahasan beberapa kitab di atas, hasil lah beberapa masalah pada cicak:
  1. Cicak dari jenis binatang yang tidak mengalir darahnya
  2. Cicak dari jenis binatang yang tidak boleh di makan
Dengan ini bisa di fahami, bahwa kotoran cicak tetap najis pada kedua hasil ini, walaupun pada qaul muqabil ashah kotoran cicak bukan najis, karena di kategorikan kebinatang tidak mengalir darah,dan di qiyaskan degan ikan dan belalang

Lalu apakah tahi cicak tetap di hukumkan najis gairu ma'fu atau ma'fu.?
kan tadi di atas, cicak disamakan dengan hukum ikan dan belalang,

Mari menuju ke pembahasan ke tiga (III)
Minhajul qawim jilid 1 halaman 15

"ﻭ" ﻣﻨﻬﺎ "ﻣﻴﺘﺔ ﻻ ﺩﻡ ﻟﻬﺎ ﺳﺎﺋﻞ" ﻋﻨﺪ ﺷﻖ ﻋﻀﻮ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻲ ﺣﻴﺎﺗﻬﺎ ﻭﻳﻠﺤﻖ ﺷﺎﺫ اﻟﺠﻨﺲ ﺑﻐﺎﻟﺒﻪ، ﻭﻣﺎ ﺷﻚ ﻓﻲ ﺳﻴﻞ ﺩﻣﻪ ﻟﻪ ﺣﻜﻢ ﻣﺎ ﻳﺘﺤﻘﻖ ﻋﺪﻡ ﺳﻴﻼﻥ ﺩﻣﻪ ﻭﻻ ﻳﺠﺮﺡ ﺧﻼﻓًﺎ ﻟﻠﻐﺰاﻟﻲ ﻭﺫﻟﻚ ﻛﺰﻧﺒﻮﺭ ﻭﻋﻘﺮﺏ ﻭﻭﺯﻍ2 ﻭﻧﻤﻞ ﻭﻧﺤﻞ ﻭﺑﻖ ﻭﻗﺮاﺩ3 ﻭﻗﻤﻞ ﻭﺑﺮﻏﻮﺙ ﻭﺧﻨﻔﺴﺎء4 ﻭﺫﺑﺎﺏ

Umdatus salik halaman 41
، ﺇﻻ ﻋﻦ ﺩﻡ ﺑﺮاﻏﻴﺚ ﻭﻗﻤﻞ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ، ﻣﻤﺎ ﻻ ﻧﻔﺲ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﻠﺔ، ﻓﻲﻋﻔﻰ ﻋﻦ ﻗﻠﻴﻠﻪ ﻭﻛﺜﻴﺮﻩ
Iqna halaman 90 jilid 1

ﻭﻱﻋﻔﻰ ﻋﻦ ﺩﻡ اﻟﺒﺮاﻏﻴﺚ ﻭاﻟﻘﻤﻞ ﻭاﻟﺒﻖ ﻭﻭﻧﻴﻢ اﻟﺬﺑﺎﺏ ﻭﻋﻦ ﻗﻠﻴﻞ ﺑﻮﻝ اﻟﺨﻔﺎﺵ ﻭﻋﻦ ﺭﻭﺛﻪ ﻭﺑﻮﻝ اﻟﺬﺑﺎﺏ ﻷﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻤﺎ ﺗﻌﻢ ﺑﻪ اﻟﺒﻠﻮﻯ ﻭﻳﺸﻖ اﻻﺣﺘﺮاﺯ ﻋﻨﻪ ﻭﺩﻡ اﻟﺒﺮاﻏﻴﺚ ﻭاﻟﻘﻤﻞ ﺭﺷﺤﺎﺕ ﺗﻤﺼﻬﺎ ﻣﻦ (ﺑﺪﻥ) اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭﻟﻴﺲ ﻟﻬﺎ ﺩﻡ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺫﻛﺮﻩ اﻹﻣﺎﻡ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻓﻲ ﺩﻡ اﻟﺒﺮاﻏﻴﺚ ﻭﻣﺜﻠﻬﺎ اﻟﻘﻤﻞ

Aku menangkap dari fahaman disini, beliau-beliau membahas masalah darah dari binatang yang darahnya tidak mengalir itu di ma'afkan sama ada sedikit atau bnyak, dan tertuju pada masalah nyamuk, kutu, pampijit,dan lalat

Adapun masalah cicak disinggung hanya pada masalah apabila ada bangkai cicak di air dibawah 2 qullah tidak menajiskan air itu,

Di pembahasan ke 4 akan lbh jelas
Asnal mathalib jilid 1 halaman 170

(ﻗﻮﻟﻪ: اﻟﺮاﺑﻊ ﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﻨﺠﺲ) ﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻣﺎ ﻟﻮ ﻛﺜﺮ ﺫﺭﻕ اﻟﻄﻴﺮ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻌﻔﻰ ﻋﻨﻪ ﻟﻠﻤﺸﻘﺔ ﻓﻲ اﻻﺣﺘﺮاﺯ ﻣﻨﻪ ﻛﻤﺎ ﻧﻘﻠﻪ ﻓﻲ اﻟﺨﺎﺩﻡ ﻋﻦ اﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻲ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻓﻲ اﻟﺘﺬﻛﺮﺓ ﻓﻲ اﻟﺨﻼﻑ،

Dan dalam Minhajul qawim jilid 1 halaman 113

ﻭﻳﻌﻔﻰ ﻋﻦ ﺫﺭﻕ اﻟﻄﻲﻭﺭ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻭﺇﻥ ﻛﺜﺮ ﻟﻤﺸﻘﺔ اﻻﺣﺘﺮاﺯ ﻋﻨﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺘﻌﻤﺪ اﻟﻤﺸﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺣﺎﺟﺔ ﺃﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﻫﻮ ﺃﻭ ﻣﻤﺎﺭﺳﻪ ﺭﻃﺒًﺎ،

juga dalam Tuhfah jilid 2 halaman 120

ﻭﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﺫﺭﻕ اﻟﻄﻲﻭﺭ ﻓﻴﻌﻔﻰ ﻋﻨﻪ ﻓﻴﻪ ﺃﺭﺿﻪ، ﻭﻛﺬا ﻓﺮاﺷﻪ ﻋﻠﻰ اﻷﻭﺟﻪ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺟﺎﻓﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻌﻤﺪ ﻣﻼﻣﺴﺘﻪ ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻻ ﻳﻜﻠﻒ ﺗﺤﺮﻱ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﻠﻪ ﻻ ﻓﻲ اﻟﺜﻮﺏ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﻌﺘﻤﺪ

Beliau menyinggung mslh kotoran burung, dan kotoran burung ini di ma'afkan saja jika ia mau sholat dsekitarnya itu, karena susahnya menghindar dari kotoran-kotoran itu,karena saking bnyaknya kotoranya,

Ini masalahnya pada masjidil haram atau masjid-masjid yang tidak ada atapnya yang mudah dilalui burung diatasnya, sehingga tidak bisa lagi di hindari jika burung di atas membuang kotoranya, Di ma'afkan kotoran burung ini Dengan syarat kotoranya tidak mengenai badan nya atau tidak ia injak lalu nempel di kakinya,dan kotorannya kering, tidak basah, kalau basah maka tidak di ma'afkan.

Di qiyaskan lebih aula dari kotoran burung, yaitu kotoran cicak, karena dari segi badan lebih besar burung, dan kotoranya lebih blepotan dari kotoran cicak,

Maka dengan ini di hukumkan bahwa: kotoran cicak adalah najis yg di ma'afkan pada tempat ia sembhyang dengan syarat
  1. Tidak basah
  2. Tidak menempel dibadan waktu sholat
  3. Tidak nempel dipakaianya waktu sholat
Dan di ma'afkan ini hanya pada tempat,bukan pada badan dan pakaian,

Jadi sama ada banyak atau sedikit jika tahi cicak itu kering, maka termasuk najis yang ma'fu, Tapi jika tahi cacak itu basah, maka gairu ma'fu sama ada sedikit apalagi bnyak,

Sama ada ditempat ia smbhyang, apalagi di badan dan pakaianya
Tetapi dalam ta'liq fathul mu'in jilid 1 halaman 84 spt dalam i'anah tholibin

ﻗﺎﻝ اﻟﺸﻴﺦ اﻟﺴﻴﺪ اﻟﺒﻜﺮﻱ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﻫﺬا اﻟﺤﻜﻢ ﺿﻌﻴﻒ
ﻭﻫﺬا اﻟﺤﻜﻢ ﺃﻳﻀﺎ ﺿﻌﻴﻒ

Hukum masalah kotoran burung di atas adalah dho'if, Tetapi kotoran cicak kan lebih ringan dari kotoran burung, dan msalah kotoran burung ini tidak jadi qaid, bisa di qiyaskan ke kotoran lain yang umul balwa dan susah menghindarinya,

Cumanya kotoran cicak ini mudah menghindarinya tapi umumul balwa,

Keputusan dari pembahasanku tentang kotoran cicak adalah :
  1. Kotoran cicak termasuk najis ma'fu jika kering sama ada sedikit atau bnyk jika di tempat peribadahan tidak terbawa dalam pakaianya dan badanya
  2. Kotoran cicak termasuk najis gairu ma'fu jika basah,sama ada sedikit apalagi banyak.

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.