Mengolah Pena Kaligrafi (Kalam)

Blog ini telah memposting beberapa artikel terkait dengan pena kaligrafi atau qolam atau kalam. Kali ini blog Kaligrafi Islam akan menuliskan kembali (meski tidak utuh) sebuah tulisan Didin Sirajuddin AR dalam salah satu bukunya, tentang cara mengolah pena kaligrafi. Tulisan beliau ini sangat menarik, bermanfaat dan memiliki gaya bahasa yang enak dibaca. Beberapa bagian akan kami tulis apa adanya, sebagian  lagi  akan  kami ringkas.

Mengolah Pena Kaligrafi (Kalam)

Enak juga punya tulisan bagus. Repotnya orang orang selalu bertanya 'pulpennya merek apa ya..? Saya beli lettering set tapi yaa ampuun tulisannya kok gak bisa beres.'  Tentu saja. Satu set yang dibelinya ditoko buku tersebut berhulu rata. Padahal mata pena harus dipotong niring untuk mencapai tingkat kesempurnaan tulisan.

Kaligrafi yang bagus sebenarnya bergantung kepada rupa  rupa  hal. Tidak ditentukan oleh pulpen  yang mahal.

Ada empat faktor yang menentukan jempolnya sebuah karya. Tinta yang jelas, kelihaian sang kaligrafer, kalam yang terpotong rapi dan kertas yang bagus. Kertas yang rembes sangat menyulitkan goresan. Tingkat kemiringan pelatuk pena juga harus disesuaikan, karena setiap gaya khat idealnya ditulis dengan pena yang memiliki kemiringan berbeda. Bahkan tinta pun harus dipilih yang bermutu. Tapi kaligrafer yang kreatif biasanya pandai meramu tinta.

Memilih Pena Kaligrafi

Pulpen atau dalam bahasa arabnya kalam atau qolam  merupakan suatu  karakter. Ada yang menyukai pulpen mahal karena menyangkut gaya dan gengsi. Pulpen wah merek waterman misalnya, atau pulpen pulpen lain seperti Montblanc Sailor atau yang bertatahkan berlian yang harga satuannya ratusan juta rupiah.

Pilih yang mana..? Yang mana saja karena kita tidak peduli dengan merek apapun. Yang penting pelatuk atau mata penanya bagus, potongannya rapi. Untuk itu perlu dipilih  pulpen cair yang bermata pena lebar. Merek merek Parker dan Hero yang bermata metal sangat mudah ditemukan ditoko toko dan jita biusa memotongnya sendiri.

Mata pulpen cair ini idealnya digunakan untuk tulisan selebar 2­3 mm. Untuk ukuran lebih lebar dapat digunakan kalam lain dari bambu, handam, ranting kayu, dan lain lain. Kapur tulis, atau kuas atau dobel pensil dapat digunakan untuk desain atau  tulisan  yang  lebih lebar lagi.

Pada dasarnya, pena kaligrafi bisa dibuat dari apa saja yang memungkinkan. Asal banyak akal, benda sederhana seperti kayu dapur atau ranting pohon di tempat sampah­ pun dapat dijadikan kalam. Ada kaligrafer yang kreatif, mengecat kalamnya dengan warna warna yang bagus atau menyampulnya dengan kulit spidol. Kalamnya menjadi sedikit kelihatan lebih mahal meskipun dicari dengan biaya murah. Cukup gress bukan..?

Mengolah Pena Kaligrafi (Kalam)

Setelah menyiapkan bahan bahan yang dibutuhkan, pena kaligrafi dapat diolah dengan tahap tahap sebagai berikut  :

  1. Ambillah ranting kayu yang lurus, kira kira sepanjang 20 cm lalu ratakan ujung ujungnya agar rapi
  2. Rautlah dengan pisau tajam (cutter) salah satu ujungnya dari sebelah sisi yang menjadi perut kalam
  3. Potonglah ujung pelatuknya dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat, atau menurut kebutuhan
  4. Agar  rapi dan halus, gosoklah ujung pelatuknya dengan ampelas.
  5. Supaya arus tinta lancar, pelatuk dipecahkan untuk dibuatkan parit ditengahnya persis seperti pena pulpen  cair.
  6. Mata pena metal atau pulpen cair dapat dipotong miring langsung kemudian ujung pelatuknya dihaluskan dengan amplas besi atau  digosok diatas tegel,  keramik, atau kaca. Saat penghalusan perut kalam harus berisi tinta untuk menguji tingkat kehalusan goresan

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.