Tafsir Al-Azhar Buya Hamka PDF Gratis

Tafsir Al Azhar Buya Hamka

Tafsir Al-Azhar Buya Hamka


Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang lebih dikenal sebagai HAMKA, adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Indonesia, dikenal sebagai sastrawan, ulama, dan aktivis politik. Lahir pada tahun 1908 di Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, HAMKA berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Abdul Karim Amrullah, adalah seorang ulama reformis terkemuka yang dikenal dengan nama Haji Rasul. Dari lingkungan keluarganya, HAMKA memperoleh pendidikan agama yang kuat, yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu pemikir Islam yang berpengaruh di Indonesia.


HAMKA tidak hanya dikenal sebagai seorang ulama, tetapi juga sebagai seorang penulis yang produktif. Beliau menulis banyak karya, baik dalam bentuk sastra maupun tulisan-tulisan tentang keislaman. Salah satu karyanya yang paling monumental adalah Tafsir Al-Azhar, sebuah tafsir Al-Qur’an yang menjadi rujukan penting bagi umat Islam di Indonesia. Penulisan Tafsir Al-Azhar dimulai dari kegiatan pengajian Subuh di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, sejak tahun 1958. Selama dua tahun, hasil pengajian tafsir tersebut dimuat di majalah Gema Islam, yang kemudian dihentikan setelah Buya Hamka ditangkap pada 27 Januari 1964 karena perbedaan pandangan politik dengan rezim saat itu.

Namun, semangat HAMKA untuk terus menafsirkan Al-Qur’an tidak pernah padam. Selama berada dalam tahanan, beliau melanjutkan penulisan tafsir Al-Qur’an ini, yang akhirnya menjadi sebuah karya monumental dalam sejarah tafsir Al-Qur’an di Indonesia. Tafsir Al-Azhar menjadi bukti kecerdasan, ketekunan, dan kedalaman spiritual HAMKA, serta keberaniannya untuk terus berkarya di tengah tekanan politik.

Sumber penafsiran yang digunakan Buya Hamka dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah metode penafsiran ayat dengan ayat, dan ayat dengan hadis, yang dikenal dengan istilah al-tafsir bi al-ma’tsur. Selain itu, Buya Hamka juga menggunakan pendekatan sejarah, antropologi, dan sosiologi untuk memperkaya tafsirnya, yang dikenal dengan gaya tafsir al-adab al-ijtima’i. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada makna literal teks, tetapi juga pada konteks sosial dan budaya yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Gaya penafsiran HAMKA ini mendapat apresiasi dari para ulama dan cendekiawan karena mampu menghubungkan ajaran Islam dengan realitas sosial dan budaya masyarakat Indonesia.

Tafsir Al-Azhar tidak hanya merupakan karya ilmiah yang mendalam, tetapi juga mencerminkan pemikiran HAMKA yang moderat, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Karya ini terus dibaca dan dipelajari oleh umat Islam hingga kini, dan menjadi warisan intelektual yang tak ternilai dari seorang HAMKA yang berdedikasi penuh pada agama, ilmu, dan bangsa.

Tafsir Al-Azhar (HAMKA)

5 Komentar

  1. Assalamu'alaikum wr.wb. Terima kasih pak, mudah-mudahan menjadi amal jariyah dan ilmunya bisa saya amalkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalaam Wr Wb, Sama sama pak Bagus
      Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Aalamiin

      Hapus
  2. Assalamu'alaikum. terima kasih banyak jazakaallahu khairan atas ilmu yg diberikan dan buku yang luar biasa banyak mamfaatnya. semoga Allah membalasi bapak sekeluarga dengan berlipat ganda kebaikan. baik kebaikan dunia maupun diakherat kelak. allahumma amin

    BalasHapus
  3. Terima kasih banyak pak. Tak ada iklan bukan-bukan, semua link direct download. Jazakumullah khayr wa barakallah fiikum.

    Salam persaudaraan dari Malaysia

    BalasHapus

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.