Tafsir Ilmi : Gunung dalam Perspektif Al-Quran dan Sains

Tafsir Ilmi : Gunung dalam Perspektif Al-Quran dan Sains

Bumi yang kita diami memiliki permukaan yang tidak rata se- perti halnya sebuah meja, baik di bagian daratan maupun di dasar lautan. Ketinggiannya maupun kedalamannya dari permukaan laut sangat bervariasi. Ada yang menjulang tinggi seperti Puncak Everest yang tingginya 8.850 m di Pegunungan Himalaya, atau Puncak Aconcagua dengan ketinggian 6.959 m di Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Di Indonesia Puncak Sukarno atau Puncak Carstensz di Pegunungan Jayawijaya tingginya mencapai 4.884 m.

Selain itu, di lautan juga terdapat dasar laut yang sangat dalam, seperti Palung Mariana dan Palung Filipina di Lautan Pasifik yang masing-masing dalamnya sekitar 10.809 m dan 10.497 m. Di Indonesia, Palung Sumatra-Jawa atau sering disebut Palung Sunda memiliki kedalaman hingga 7.740 m, sedangkan Cekungan Weber (Weber Deep) Laut Banda mempuyai kedalaman lebih dari 7.440 m (Britannica, 2016). Bahkan, gunung-gunung di bawah permukaan laut juga bertebaran di dasar laut yang sangat luas. Sebagai gambaran, gunung api yang telah padam di Hawaii, yakni Mauna Kea, memiliki ketinggian 4.202 m dari permukaan laut; tumbuh di lantai samudra. Namun, bila dihitung dari dasar samudra, tinggi Mauna Kea adalah 10.800 m, jauh lebih tinggi daripada Puncak Everest.

Perlu dicatat bahwa bentuk permukaan Bumi yang tidak rata tersebut selain disebabkan oleh proses pembentukan daratan yang berasal dari dalam bumi akibat gaya-gaya tektonik, atau sering disebut peristiwa endogen, juga berasal dari proses yang berada di luar Bumi yang dikenal sebagai peristiwa eksogen yang melibatkan iklim, cuaca, termasuk erosi dan perubahan-perubahan yang dibuat oleh manusia atau peristiwa antropogen meski dalam skala yang lebih kecil.


DOWNLOAD 

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.