Terjemah Aqidah Thahawiyah (Tiga Bahasa) Arab - Indonesia - English

Terjemah Aqidah Thahawiyah

Aqidah Thahawiyah - Prinsip prinsip Aqidah Salaf ASWAJA

Ketahulah bahwa apa yang disebutkan oleh Imam Abu Ja’far ath-Thahawi dalam kitab aqidah ini adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari generasi yang pertama hingga yang terakhir. Aqidah mereka sama, karena mereka semua berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman para Shahabat.

Imam Abu Ja’far al-Thahawi (238-321 H.) merupakan salah satu imam dalam ilmu aqidah yang hidup semasa dengan dua imam besar dalam ilmu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Imam Abû al-Hasan al-Asy’arî (w. 324 H) dan Abû Manshûr al-Mâtûridî (w.333 H.). Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Salâmah ibn ‘Abd al-Malik ibn Salâmah ibn Abû Ja’far al-Thahâwi al-Azdî al-Mishrî (‘Ali Ridha & Ahmad Thaurân, Mu’jam al-Târîkh, Kayseri: Dar el-‘Aqabah, cetakan pertama, 2001, h. 467).

Dilihat dari tahun Imam Abû Ja’far hidup, maka beliau dapat digolongkan kepada ulama salaf. Imam Abû Ja’far antara lain berguru kepada ‘Abd al-Ghanî ibn Abû Rifâ’ah, Hârûn ibn Sa’îd al-Aylî, Yûnus ibn ‘Abd al-A’lâ, Bahr ibn Nashr al-Khawlânî, Muhammad ibn ‘Abdullah ibn ‘Abd al-Hakam,’Isâ Ibn Matsrûd, Ibrâhîm ibn Munqidz, al-Rabî’ ibn Sulaiman al-Murâdî, Abû Ibrâhîm al-Muzanî, dan yang lainnya.

Keistimewaan Kitab Aqidah At Thawiyah

Dr. Arrazy Hasim, dosen Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah, Ciputat, menyebutkan bahwa kitab ini memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, kitab ini merupakan salah satu kitab ilmu aqidah tertua dalam khazanah Ulama Salaf. Meski Imam al-Thahâwî belum pernah bertemu dengan Imam al-Asy’arî, namun secara ajaran keduanya tidak jauh berbeda. Kendati demikian secara sanad keilmuan, Imam Abû Ja’far lebih tinggi sanadnya (‘âli). Secara tahun kelahiran pun lebih dulu Imam Abû Ja’far ketimbang Imam al-‘Asy’arî. Namun dilihat dari sisi popularitas, Imam al-Asy’arî tentu lebih populer sebab Imam Abû Ja’far tidak tinggal di kota metropilitan sebagaimana Imam al-Asy’arî yang tinggal di kota Baghdad.  

Kedua, secara manhaj kitab ini tidak berbeda dengan aqidah Imam Abû Hasan al-Asy’arî. 

Ketiga, ajaran yang terkandung di dalamnya merupakan ajaran aqidah yang diwariskan oleh Imam Abû Hanîfah dan kedua muridnya, Muhammad ibn Hasan al-Syaibâni dan Abû Yusûf al-Anshârî. 

Keempat, sosok Abû Ja’far al-Thahâwî “diperebutkan” oleh aliran-aliran setelahnya, hal ini tidak heran jika kitab Matn al-‘Aqîdah al-Thahâwiyyah disyarah oleh aliran salafi.

Kelima, kitab ini dapat dijadikan acuan untuk menimbang kevalidan aliran mana pun yang mengaku bermanhaj Salaf. Keenam, kitab ini membuktikan bahwa aqidah Salaf Salih tidak hanya satu manhaj, akan tetapi mempunyai sistem berpikir yang beragam dan masih dalam lingkaran Ahlussunnah (Dr. Arrazy Hasyim, Akidah Salaf Imam al-Ṭahawi, Ulasan dan Terjemahan, h. 6-7).


DOWNLOAD

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.