Terjemah Kitab As-Shiyam | Abdullah Sirajuddin Al-Husaini


Terjemah Al-Shiyam (adabuhu, matholibuhu, fawaiduhu, fadloiluhu) karya Syaikh Abdullah Sirajuddin Al Husaini.

Kitab Ash-Shiyam (adabuhu, matholibuhu, fawaiduhu, fadloiluhu) merupakan salah satu tulisan di antara karya-karya besarnya. Syeikh Abdullah Sirajuddin berkata di dalam bukunya ini, "Buku di hadapan pembaca yang budiman ini adalah buku ringkas yang membahas tentang sebagian dari keutamaan, adab, tuntunan, faedah dan manfaat berpuasa. Buku ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mengetahui seluk-beluk tentang ibadah puasa, baik untuk pemula maupun mereka yang sudah paham tentang hal-hal yang terkait dengannya. Di dalam buku ini, dijelaskan beberapa hal yang terkait dengan pembahasan hukum puasa secara ringkas. Buku ini istimewa, karena keterangan yang ada di dalamnya diperkuat dengan dalil-dalil syara’, baik al-Qur’an maupun al-Hadis. Akhirnya, kepada segenap pembaca, penulis berdoa semoga buku ini bermanfaat." Âmîn.

Biografi Abdullah Sirajuddin Al-Husaini



Syeikh Abdullah ibn Muhammad Najib Sirajuddin al-Hussaini ‘alayhimâ rahmatullâhi ta’âlâ merupakan keturunan Imam Hussain bin Ali Abi Thalib radhiyallâhu ta’âlâ ‘anhuma wa ardhahumâ dari pihak ayah. Syeikh Abdullah Sirajuddin lahir di dalam sebuah keluarga yang saleh dan terhormat, di masa ambang keruntuhan Ottoman Kesultanan pada tahun 1923 Masehi. Selama masa kecilnya, Syeikh Abdullah Sirajuddin dikelilingi oleh rasa cinta dan perhatian dari ayahnya, Muhammad Najib Sirajuddin, yang juga merupakan sarjana terkemuka di bidang Tafsir, Fiqih, Hadis, dan Tasawuf. Syeikh Abdullah Sirajuddin dikenal sebagai orang yang senang mengungkapkan banyak rasa hormat, kebaikan, dan cinta terhadap keluarganya. Diketahui juga bahwa beliau sangat giat dalam membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Beliau sangat mencintai ayahnya, dan setelah ayahnya meninggal dunia, beliau selalu memulai tulisannya dengan perhormatan terhadap ayahnya.

Syeikh Abdullah Sirajuddin juga dikenal dengan pengalamannya melihat Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam selama tertidur maupun terjaga. Pada suatu kali Syeikh Abdullah Sirajuddin melihat Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Sayyidina Ali ibn Abi Talib karramallâhu wajhah untuk memakaikan jubahnya kepada Syeikh, dan pada satu waktu yang lain Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam sendiri yang memakaikannya dengan tangannya yang mulia, dan suatu kali Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada Syeikh, “Engkau merupakan ummat kami yang berdedikasi.” Setelah itu Syeikh mengatakan, “Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam senang memiliki saya sebagai ummatnya.” Dan beberapa dari kalangan Ulama, bahkan ada yang mengatakan bahwa ketika Syeikh memulai menuliskan bukunya mengenai Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam (Sayyiduna Muhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam: Syamâiluh al-Hamidah – Khishâluh al-Majîdah), seperti seakan-akan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam sedang berdiri di hadapan Syeikh dan beliau mendeskripsikan sifat mulia dan keindahan fisik dari Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Ada seseorang di Saudi Arabia yang mengatakan kepada Syeikh Abdullah Sirajuddin bahwa seorang temannya bertanya-tanya mengenai bagaimana cara untuk belajar lebih banyak mengenai Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, pada suatu malam, ia melihat Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam mimpinya, dan ia bertanya kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, bagaimana cara hamba untuk dapat belajar lebih banyak mengenai diri Engkau?” Maka Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Apabila engkau ingin mengetahui lebih banyak mengenai diriku, maka bacalah buku mengenai Sayyiduna Muhammad Rasulullah yang ditulis oleh Syeikh Abdullah Sirajuddin.” Buku ini dilarang di Saudi Arabia, sehingga ia bertanya kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam tercinta, di mana ia dapat menemukannya, karena ia belum pernah mendengarnya. Di dalam mimpinya tersebut, ia mendengar Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam berkata, “Pergilah ke Aleppo (Halab), dan engkau akan menemukannya.” Pria ini belum pernah mengenal siapa sebenarnya Syeikh Abdullah Sirajuddin, atau apapun mengenai buku yang ditulis beliau. Ia pergi ke Halab dan menemukan buku tersebut, kemudian ia membacanya dan buku tersebut mengubah hidupnya.


DOWNLOAD

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.