Terjemah Shifa’ al-sā’il li-tahdhib al-masa’il - Ibn Khaldun

Shifa’ al-sā’il li-tahdhib al-masa’il

Kitab Shifa’ al-sā’il li-tahdhib al-masa’il - Ibn Khaldun


Shifa’ al-sā’il li-tahdhib al-masa’il merupakan salah satu karya penting dari sejarawan dan pemikir Muslim terkenal, Ibn Khaldun (w. 808 H/1406 M). Berbeda dengan karya monumentalnya Muqaddimah, buku ini fokus pada tema-tema keilmuan Islam, khususnya dalam bidang tasawuf dan etika. Dalam karyanya ini, Ibn Khaldun menanggapi pertanyaan-pertanyaan filosofis dan teologis yang berkembang pada zamannya, dan berupaya mengharmonikan antara akal dan syariat dalam memahami ajaran Islam.

Kitab ini disusun dalam bentuk respons terhadap seorang penanya yang meminta penjelasan tentang sejumlah persoalan penting dalam agama. Ibn Khaldun menampilkan sikap moderat dalam menjawab berbagai persoalan yang kerap menjadi perdebatan, seperti hakikat ma’rifah, jalan spiritual, dan posisi syariat dalam pembentukan akhlak. Ia menekankan pentingnya disiplin ilmu tasawuf yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah serta menjauhkan diri dari bentuk-bentuk ekstremitas dalam beragama.

Yang menarik, Shifa’ al-sā’il menunjukkan sisi lain Ibn Khaldun sebagai seorang sufi yang mendalam, bukan hanya cendekiawan rasionalis seperti yang sering digambarkan dalam kajian sejarah. Ia memadukan antara pemikiran logis dengan intuisi spiritual, memberikan jawaban-jawaban yang tidak hanya rasional tetapi juga menyentuh aspek batiniah manusia. Salah satu kutipan penting dari kitab ini menyatakan:

"التصوفُ هو العِلمُ بكيفية السلوكِ إلى حضرةِ ربِّ العالَمين، وتصفيةُ الباطنِ من الرذائلِ وتحليتُهُ بالفضائلِ."

Artinya: "Tasawuf adalah ilmu tentang cara menempuh jalan menuju hadirat Tuhan semesta alam, serta pensucian batin dari segala sifat tercela dan penghiasannya dengan sifat-sifat terpuji."

Dengan gaya bahasa yang halus dan argumentasi yang kuat, Shifa’ al-sā’il menjadi referensi penting dalam literatur tasawuf klasik. Meskipun tidak seterkenal Muqaddimah, karya ini menegaskan bahwa Ibn Khaldun adalah figur multidimensional yang menguasai berbagai cabang ilmu. Bagi para pencari ilmu dan penikmat pemikiran Islam klasik, buku ini merupakan bacaan yang sangat layak untuk ditelaah lebih dalam.

Related Article
  1. Terjemahan Salalim Al Fudhola Syarah Hidayatul Adzkiya
  2. Wali Wali Jadzab
  3. Terjemahan Ad-Da'u wa ad-Dawa' Ibnu Qayyim Al-Jauzi

Ringkasan Bab-Bab Penting dalam Kitab Shifa’ al-sā’il

Kitab ini tidak tersusun dalam bentuk bab-bab panjang sebagaimana buku fikih atau tafsir, namun isinya dapat dibagi menjadi beberapa pembahasan utama yang mencerminkan kerangka pemikiran Ibn Khaldun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang agama dan spiritualitas. Berikut ringkasan bagian-bagian penting dari kitab tersebut:

  1. Hakikat Ilmu Tasawuf
    Ibn Khaldun menjelaskan bahwa tasawuf bukanlah bentuk bid’ah atau penyimpangan, melainkan bagian dari ajaran Islam yang murni. Ia menekankan bahwa tasawuf sejati berakar pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menekankan pembersihan jiwa dari sifat tercela dan penguatan akhlak.

  2. Ma’rifah dan Jalan Spiritual (Sulūk)
    Dalam bagian ini, Ibn Khaldun menjelaskan makna ma’rifah (pengenalan hakiki terhadap Allah) dan bagaimana manusia bisa mencapainya melalui tahapan-tahapan spiritual. Ia membahas pentingnya riyādhah (latihan spiritual) dan mujāhadah (melawan hawa nafsu) dalam proses tazkiyah al-nafs (penyucian jiwa).

  3. Kedudukan Syariat dalam Jalan Ruhani
    Ia menolak klaim sebagian kelompok ekstrem sufi yang mengesampingkan syariat. Ibn Khaldun dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah tanpa melalui syariat. Ia menulis:
    "لا وصولَ إلى اللهِ إلا من طريقِ الشريعةِ، ومن ادَّعى غيرَ ذلكَ فقد ضلَّ وأضلَّ."
    "Tidak ada jalan menuju Allah kecuali melalui syariat; siapa yang mengklaim sebaliknya, maka ia telah sesat dan menyesatkan."

  4. Bahaya Penyimpangan dalam Dunia Tasawuf
    Ibn Khaldun juga memperingatkan bahaya penyimpangan dalam praktik tasawuf, seperti klaim-klaim batil tentang kasyf, mukāshafah, atau penyatuan makhluk dengan Tuhan. Ia menyeru agar tasawuf dibersihkan dari unsur-unsur yang bertentangan dengan prinsip Islam.

  5. Etika dan Akhlak Seorang Sufi
    Di akhir kitab, Ibn Khaldun menutup dengan pembahasan etika sufi sejati. Ia menyebutkan bahwa seorang sufi harus bersikap rendah hati, menjauh dari pujian, tidak sibuk dengan dunia, serta berkhidmat kepada masyarakat dengan hati yang ikhlas.





Itulah tulisan kami tentang ulasan dan review "Terjemah Shifa’ al-sā’il li-tahdhib al-masa’il - Ibn Khaldun" semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk berbagi dengan men SHARE kepada orang lain dan jika ada kritik dan juga saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk perkembangan blog ini

0 Komentar

Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.