قصيدة بردة على معنى فسنترين |
Masyarakat umum banyak tidak tahu kalau syiir lagu Maulaya Shalli wa Sallim Daiman dan seterusnya adalah cuplikan dari Kitab Burdah, yang biasanya disejajarkan kualitas isinya dengan Kitab Maulid Al-Barzanji, Diba' (PDF) dan lainnya itu.
Burdah juga menyamai kitab-kitab manaqib, dimana setelah membaca Kitab Manaqib seperi Lujainud Dani, ada jama'ah yang menyusulnya dengan membaca Kitab Qashidah Burdah mulai awal hingga akhir. Dan sanad silsilahnya juga terjaga.
Biografi singkat pengarang kitab qosidah Burdah
Imam al-Bushiri bernama lengkap Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri. Ia lahir di desa Dalas, salah satu desa Bani Yusuf di dataran tinggi Mesir pada 609 H.
Al-Bushiri kecil kemudian tumbuh di Bushir, desa asal ayahnya. Nisbat atau sebutan al-Bushiri menunjuk pada desa tersebut. Ia besar dari keluarga yang sangat mencinta ilmu. Tidak heran jika ia kemudian menjadi sosok ulama yang sangat alim. Selain dari ayahnya, al-Bushiri juga mengembara untuk mencari ilmu kepada para guru.
Baca Juga:
- Kitab Maulid Diba'i Makna Pesantren (Terjemahan)
- Kitab Al Barzanji Makna Pesantren (Terjemahan)
- Kitab Maulid Simtudduror Makna Pesantren (Terjemahan)
- Kitab Maulid Adhiya' Ullami Makna Ala Pesantren (Terjemahan)
Sejarah singkat qosidah Burdah
Dalam Muqaddimah Syarhul Burdah karya Imam al-Baijuri diceritakan, penulisan Qasidah Burdah bermula ketika Imam al-Bushiri menderita sakit lumpuh. Ia tidak dapat melakukan apa pun, hanya berdiam tanpa dapat melakukan apa-apa. Akhirnya Imam al-Bushiri mengisi kekosongan waktunya dengan menulis pujian-pujian indah tentang Nabi Muhammmad saw dengan harapan agar mendapatkan syafaat darinya, sebagaimana dijelaskan:
رُوِيَ أَنَّهُ أَنْشَأَ هَذِهِ الْقَصِيْدَةَ حِيْنَ أَصَابَهُ فَالِجٌ، فَاسْتَشْفَعَ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى. وَلَمَّا نَامَ رَأَى النَّبِي فِي مَنَامِهِ، فَمَسَحَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ بَدَنَهُ فَعُوْفِيَ
Artinya: Diriwayatkan sesungguhnya Imam al-Bushiri menggubah Qasidah Burdah ini ketika sedang menderita sakit lumpuh, kemudian ia memohon syafaat kepada Allah swt dengannya. Lalu ketika tidur, beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad saw, kemudian Nabi Saw mengusap badan al-Bushiri dengan tangan yang penuh berkah, dan setelah itu al-Bushiri pun sembuh.
Setelah itu, banyak orang mengambil berkah darinya sekaligus menjadikannya sebagai wasilah untuk kesembuhan. Lebih lanjut Imam al-Baijuri menegaskan:
أَصْبَحَ النَّاسُ يَتَبَرَّكُوْنَ بِهَا وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهَا، عَلَى أَنَّ الْاِسْتِشْفَاءَ بِهَا لَيْسَ اسْتِشْفَاءً بِأَلْفَاظِهَا، وَاِنَّمَا هُوَ اِسْتِشْفَاءً بِرَسُوْلِ اللهِ
Artinya: Banyak orang mengambil berkah Qasidah Burdah dan memohon syafaat dengannya, berdasarkan prinsip bahwa permohonan syafaat dengannya bukan dengan lafal-lafalnya, akan tetapi hupada hakikatnya adalah memohon syafaat dengan Rasulullah saw
0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.