Tanya Jawab Tahlil |
Salah satu budaya masyarakat Indonesia, apabila ada orang yang meninggal dunia, keluarga, hamdaitaulan, dan relasi berkumpul di rumah duka atau Masjid dan Mushalla terdekat untuk berdo'a bersama-sama, yang berisi bacaan Al-Qur'an, dzikir, tasbih, tahmid, tahlil, shalawat dan lain-lainya. Memohon kepada Allah SWT agar kerabat yang telah dipanggil kehadirat-Nya mendapatkan ampunan dan tempat yang layak di sisi-Nya serta berbahagia di alam barzakh sana.
Setelah berdo'a shohibul musibah menyajikan makanan dan minuman ala kadarnya. Biasanya berasal dari hasil sedekah para pelayat yang kemudian dihidangkan kembali dalam bentuk siap saji. Bagi kalangan yang mampu, secara ikhlas tuan rumah menyediakan makanan tersebut atas biaya mereka sendiri, bahkan masih ditambah buah tangan (madua: berkat, Sunda: Besek). Semua itu dilakukan sebagai sedekah yang pahalanya dihadiahkan kepada kerabat yang telah meninggal dunia, sekaligus berfungsi sebagai manifestasi dari rasa cinta yang mendalam kepadanya.
Penyelanggaraan do'a bersama itu disebut dengan upacara Tahlil. Walaupun sebenarnya arti tahlil itu adalah bacaan (لا اله الا الله). Penyebutan istilah tersebut dalam sastra Arab disebut dengan istilah (ذكر الجزء وارادة الكل) artinya menyebutkan sebagian, tapi yang dimaksud adalah seluruhnya. Tahlil adalah sebagian dari beberapa macam dzikir yang dibaca pada acara tersebut.
Manfaat Acara Tahilan
Ada banyak manfaat dari acara tahlil ini. Antara lain, Pertama, sebagai ikhtiyar (usaha) bertaubat kepada Allah SWT untuk diri sendiri dan saudara yang telah meninggal dunia. Kedua, merekatkan tali persaudaraan antar sesama, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia. Sebab sejatinya, ukhuwah Islamiyah itu tidak terputus karena kematian. Ketiga, untuk mengingat bahwa akhir dari kehidupan dunia ini adalah kematian, yang setiap jiwa tidak akan terlewati. Keempat, di tengah hiruk-pikuk dunia, manusia yang selalu bergelut dengan materi tertentu memerlukan kesejukan rohani. Salah satu caranya ialah dengan dzikir (mengingat Allah SWT). Bukankah tahlil itu sendiri dari dzikir baca'an Al-Qur'an, shalawat dan lain sebagainya.? Kelima, tahlil sebagai salah satu bentuk media yang efektif untuk dakwah Islamiyah. Bukankah dengan membaca (لا اله الا الله) seseorang telah menjadi muslim.? Walaupun dia masih perlu pembinaan untuk kesempurna'an imanya, akan tetapi dengan cara yang kultural ini, tanpa terasa saudara kita umat Islam semakin bertambah. Keenam, sebagai manifestasi dari rasa cinta sekaligus penenang hati bagi keluarga almarhum yang sedang dirundung duka.
Budaya tahlil sudah berlangsung lama, dan tidak mustahil ia bersamaan dengan datangnya Islam ke negri ini. Memang masih ada sebagian orang yang memberikan penilaian negatif pada pelaksanaan acara ini. Namun itu hanya penilaian sebagian kecil dari orang yang belum memahami dasar-dasar tahlil dari Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Sudah tentu penilaian tersebut kontra produktif, sebab mayoritas masyarakat telah mengamalkan dan merasakan manfaat tahlil ini.
0 Komentar
Silahkan untuk memberikan komentar, dan berilah kami kritik, saran dan kesan.